Di sepak bola, ada pemain yang lahir untuk jadi legenda global. Ada juga yang lahir untuk jadi legenda lokal, tapi cintanya jauh lebih tulus.
Esteban “Bichi” Fuertes adalah tipe kedua.
Dia gak pernah angkat Liga Champions, gak punya puluhan caps buat Argentina, bahkan sempat ditolak main di Piala Libertadores karena paspor palsu. Tapi… kalau kamu sebut namanya di kota Santa Fe, Argentina, semua langsung berdiri dan tepuk tangan.
Karena buat fans Colón, Fuertes bukan sekadar striker. Dia simbol. Dia keluarga.
Awal Karier: Lahir di Kota Tango, Ditempa di Liga Keras
Esteban Oscar Fuertes lahir 26 Desember 1972 di Cipolletti, Provinsi Río Negro, Argentina. Karier awalnya gak mewah-mewah banget:
- Mulai dari divisi bawah (Club Atlético Huracán de Corrientes)
- Lalu naik ke Platense, tim medioker di Liga Argentina
- Baru dapat sorotan waktu pindah ke Colón tahun 1997
Waktu itu, dia udah umur 24. Tapi justru dari situlah, cerita “Bichi” dimulai.
Colón: Cinta yang Gak Pernah Luntur
Buat kebanyakan pemain, klub pertama ya cuma batu loncatan. Tapi buat Fuertes, Colón adalah rumah.
Dia langsung jadi top scorer musim 1997–98, dan performanya yang ngotot, penuh gairah, bikin fans jatuh cinta.
Di Colón:
- Dia selalu total di lapangan
- Gak pernah setengah-setengah duel
- Gaya mainnya keras, direct, tapi cerdas
Meski gak main dengan teknik tinggi ala Riquelme, Fuertes paham banget:
“Gue gak harus jago semua hal. Tapi gue harus jago nyetak gol.”
Eropa: Singgah Sebentar, Gagal Mewah
Karena performanya meyakinkan, Fuertes akhirnya hijrah ke Eropa tahun 1999 ke klub Inggris, Derby County. Tapi di Premier League:
- Dia kesulitan adaptasi
- Cuma cetak 2 gol dalam 8 penampilan
- Terlalu cepat dibilang “flop” (padahal belum dikasih waktu)
Dia juga sempat main di RC Lens di Prancis, tapi juga gak klik.
Alasannya?
- Gaya hidup
- Bahasa
- Dan mungkin, karena hatinya udah nempel di Santa Fe
Paspor Palsu & Kisah Libertadores yang Bikin Kaget
Tahun 2001, Fuertes sempat main buat River Plate (iya, dia sempat main bareng pemain top kayak Aimar, Ortega, D’Alessandro). Tapi waktu River mau turun di Copa Libertadores, dia dilarang main.
Kenapa?
Karena ternyata, paspor Italia milik Fuertes adalah palsu.
Waktu itu, banyak pemain Amerika Selatan pakai “paspor Eropa” biar gak masuk kuota pemain asing. Tapi skandal itu bikin dia:
- Malu
- Terancam hukuman
- Dicoret dari skuad Libertadores
Itu jadi salah satu titik terendah kariernya. Tapi kayak biasa: Bichi gak nyerah.
Balik ke Colón: Loyalitas yang Gak Punya Harga
Setelah drama paspor, dia balik lagi ke Colón. Fans? Gak peduli masa lalunya.
Buat mereka, Fuertes adalah milik Santa Fe.
Dari 2003 sampai pensiun, dia:
- Jadi kapten
- Pemain paling konsisten
- Cetak gol di usia kepala tiga tanpa ampun
Catatan gokil:
- Top skor sepanjang masa Colón (111 gol)
- Main lebih dari 300 pertandingan
- Pensiun dengan status legenda hidup
Gaya Main: Gak Ribet, Gak Ribut, Tapi Gol Terus
Fuertes bukan striker stylish. Tapi lo gak bisa remehin dia.
Ciri khasnya:
- Tajam di kotak penalti
- Kuat duel udara
- Posisi selalu tepat
- Tembakan kaki kanan keras dan cepat
- Bisa pakai badan buat tahan bola, kasih umpan
Dia mirip-mirip tipe Luca Toni atau Giroud, tapi versi Argentina.
Dan yang lebih gila?
Dia tetap tajam sampai usia 39 tahun.
Timnas Argentina: Debut di Usia 36!
Lo bayangin:
Pemain lain debut di usia 20, 21.
Fuertes? Baru dipanggil timnas Argentina di usia 36.
Tahun 2009, pelatih saat itu (Maradona) kasih dia kepercayaan buat main lawan Panama. Dan… dia cetak gol!
Itu satu-satunya caps dan satu-satunya golnya buat Argentina. Tapi artinya besar banget.
Karena itu validasi:
“Lo mungkin gak terkenal di Eropa. Tapi di negeri sendiri, lo dihormati.”
Hubungan Sama Fans: Lebih dari Sekadar Idola
Fans Colón gak cuma suka Fuertes karena gol.
Mereka suka karena dia:
- Gak pernah cabut demi uang
- Sering nolak tawaran klub besar
- Main jelek? Dia tetap datang ke stadion nyapa fans
- Gak pernah selebrasi berlebihan waktu lawan tim lama
Waktu pensiun, Colón bikin acara khusus buat dia. Stadion penuh.
Semua fans berdiri.
Fuertes nangis. Semua nangis.
Itu bukan farewell biasa. Itu perpisahan dari sosok yang udah jadi bagian hidup kota.
Setelah Pensiun: Tetap Dekat dengan Sepak Bola
Fuertes setelah pensiun gak hilang. Dia:
- Jadi komentator
- Aktif di sepak bola lokal Santa Fe
- Sempat ditunjuk jadi pelatih sementara Colón
Dia juga banyak bantu pemain muda. Gaya bicaranya tenang, tapi tegas. Persis kayak waktu dia di kotak penalti: gak banyak gerak, tapi mematikan.
Warisan: Bukan Global Icon, Tapi Ikon Sebenarnya
Fuertes gak masuk daftar striker terhebat dunia.
Tapi kalau lo tanya:
- Anak-anak Santa Fe
- Fans Colón
- Bahkan lawan-lawan dia
Mereka semua bilang:
“Fuertes bukan striker biasa. Dia legenda sejati.”
Buat generasi sekarang yang cuma tahu Messi, Lautaro, atau Dybala, mungkin nama Fuertes gak familiar. Tapi dialah simbol loyalitas di sepak bola Argentina.
Kelebihan:
- Punya positioning luar biasa
- Finishing yang konsisten
- Mental baja — tahan kritik, tahan cedera
- Punya koneksi kuat sama fans
- Gak pernah drama
Kekurangan:
− Gak punya kecepatan
− Teknik dribbling biasa aja
− Gagal di Eropa
− Hanya 1 caps timnas
Tapi balik lagi… gak semua legenda butuh CV penuh trofi. Kadang, cinta dari satu kota cukup buat bikin lo abadi.
Penutup: Esteban Fuertes, Striker Rakyat yang Main dengan Hati, Bukan Kamera
Dia gak viral. Gak punya highlight gila. Tapi Fuertes adalah salah satu dari sedikit pemain yang kariernya dibangun dari kejujuran, kerja keras, dan loyalitas.
Di era sepak bola yang makin penuh transfer besar dan drama, kisah Fuertes ngingetin kita:
Kadang, jadi legenda di satu klub lebih berarti daripada keliling Eropa tanpa hati.
Dan di kota Santa Fe, nama “Bichi” akan selalu dikenang — bukan karena hype, tapi karena cinta.